Nabi Muhammad Adalah Seorang Entrepreneur

Tanggung jawab dosen bidang agama menurut saya lebih besar dan berat karena para pendidik ini harus fokus pada 2 aspek: kecerdasan dan penguasaan pengetahuan dan ketrampilan (yang berhubungan dengan aspek Profesionalisme) dan pendidikan moral spiritual (Integritas). Jika para lulusan PTI ini menjadi pemuka agama pun, mereka harus mengenal entrepreneurship. Karena dengan itu, mereka akan lebih mandiri.
Bila akan mengadakan kegiatan keagamaan atau amal, mereka tidak hanya mengandalkan proposal bantuan dan donasi tetapi juga bisa membangun usaha sosial yang dapat menyejahterakan diri mereka sendiri dan masyarakat luas. Inilah yang dinamakan “social entrepreneurship”; tak semata mengejar keuntungan tetapi juga memiliki misi dan visi sosial yang mulia. Kemudian saya lontarkan pertanyaan pada mereka, “Apa hubungannya entrepreneurship dengan Islam?”
Saya jelaskan bahwa sosok Nabi Muhammad juga seorang pemimpin dan panutan yang juga entrepreneur karena mencari sumber penghidupan melalui kegiatan berdagang. Senada dengan saya, Hermawan Kartajaya juga mengakui sisi entrepreneur Nabi Muhammad. ” Nabi Muhammad itu satu-satunya nabi yang businessman!” demikian katanya. Karenanya, saudara-saudara muslim sepatutnyalah meneladani sosok panutan mereka dengan menjadi entrepreneur. Contohlah nabi tersebut yang telah menunjukkan pentingnya pilar integritas (kejujuran) dalam berwirausaha.
Sumber : Ciputra Way