Mendapatkan Modal Usaha Melalui Crowdfunding
https://onani-crot.blogspot.com/2014/12/mendapatkan-modal-usaha-melalui.html
Crowdfunding kini menjadi tren baru dalam dunia UKM di
Indonesia. Memang belum terlalu terdengar gemanya, tapi geliatnya mulai
terlihat ditandai dengan munculnya beberapa situs crowdfunding – Bursa Ide, Patungan dan Omah Blogger Indonesia – yang mendanai proyek-proyek bisnis dan charity.
Tak sekadar sebagai tempat untuk mendapatkan modal patungan, situs crowdfunding ternyata juga berpotensi menampilkan tiga fungsi pemasaran merek: riset, promosi, dan keterlibatan.
Crowdfunding sebagai ladang riset.
Dengan menampilkan ide di situs crowdfunding, para pemilik bisnis atau proyek bisa membandingkan berapa banyak permintaan untuk idenya dibanding dengan pemilik lain dengan ide yang sejenis.
Crowdfunding sebagai ladang promosi.
Situs crowdfunding mengharuskan para pemilik bisnis atau proyek untuk mendeskripsikan ide dan produknya. Dengan begitu, konsumen dan donatur bisa mendapatkan informasi tentang produk tersebut secara detail. Otomatis, deskripsi berfungsi sebagai iklan.
Crowdfunding dan keterlibatan.
Agar donatur tertarik untuk memberikan dana patungan, para pemilik proyek diharuskan memberikan gift atau semacamnya sebagai tanda terima kasih. Katakanlah proyek pembuatan komik. Pemilik proyek bisa menawarkan imbal balik kepada donatur berupa harga khusus untuk komik tersebut atau menjadikan donaturnya salah satu tokoh dalam komik. Cara seperti itu bisa meningkatkan keterlibatan dengan konsumen.
Fungsi terkahir ini sebenarnya sudah dimanfaatkan oleh merek besar. Contohnya Domino’s Pizza yang mendukung kampanye di situs Indiegogo sebagai inkubator teknologi dan pembuatan komik yang mempromosikan sastra dengan menawarkan gift cards bagi para pendonornya. Ada pula Honda yang menyumbangkan lima proyektor digital untuk kampanye “Save the Drive-In” untuk menyelamatkan bioskop terbuka yang merupakan ikon budaya Amerika.
Danae Ringelmann, Co-founder Indiegogo, seperti yang dikutip Adweek mengatakan bahwa kampanye-kampanye seperti ini memungkinkan merek untuk terlibat dengan konsumen mereka alih-alih memperlakukan konsumen sebagai sebuah transaksi. “Dengan begitu pelanggan merasakan bahwa mereka bekerja bersama merek untuk membuat perubahan,” ucapnya.
Crowdfunding lebih dari sekadar fasilitas untuk mendapatkan modal usaha. Lebih dari itu, situs crowdfunding merupakan inovasi dalam pemasaran. Melalui situs crowdfunding, pemilik bisnis bisa berinteraksi lebih dulu dengan konsumen sebelum produknya dipasarkan. Itu artinya, pemilik bisnis bisa menjalin keterlibatan dengan konsumen sekaligus fasilitas riset untuk mengetahui apakah produknya disukai.
Tak sekadar sebagai tempat untuk mendapatkan modal patungan, situs crowdfunding ternyata juga berpotensi menampilkan tiga fungsi pemasaran merek: riset, promosi, dan keterlibatan.
Crowdfunding sebagai ladang riset.
Dengan menampilkan ide di situs crowdfunding, para pemilik bisnis atau proyek bisa membandingkan berapa banyak permintaan untuk idenya dibanding dengan pemilik lain dengan ide yang sejenis.
Crowdfunding sebagai ladang promosi.
Situs crowdfunding mengharuskan para pemilik bisnis atau proyek untuk mendeskripsikan ide dan produknya. Dengan begitu, konsumen dan donatur bisa mendapatkan informasi tentang produk tersebut secara detail. Otomatis, deskripsi berfungsi sebagai iklan.
Crowdfunding dan keterlibatan.
Agar donatur tertarik untuk memberikan dana patungan, para pemilik proyek diharuskan memberikan gift atau semacamnya sebagai tanda terima kasih. Katakanlah proyek pembuatan komik. Pemilik proyek bisa menawarkan imbal balik kepada donatur berupa harga khusus untuk komik tersebut atau menjadikan donaturnya salah satu tokoh dalam komik. Cara seperti itu bisa meningkatkan keterlibatan dengan konsumen.
Fungsi terkahir ini sebenarnya sudah dimanfaatkan oleh merek besar. Contohnya Domino’s Pizza yang mendukung kampanye di situs Indiegogo sebagai inkubator teknologi dan pembuatan komik yang mempromosikan sastra dengan menawarkan gift cards bagi para pendonornya. Ada pula Honda yang menyumbangkan lima proyektor digital untuk kampanye “Save the Drive-In” untuk menyelamatkan bioskop terbuka yang merupakan ikon budaya Amerika.
Danae Ringelmann, Co-founder Indiegogo, seperti yang dikutip Adweek mengatakan bahwa kampanye-kampanye seperti ini memungkinkan merek untuk terlibat dengan konsumen mereka alih-alih memperlakukan konsumen sebagai sebuah transaksi. “Dengan begitu pelanggan merasakan bahwa mereka bekerja bersama merek untuk membuat perubahan,” ucapnya.
Crowdfunding lebih dari sekadar fasilitas untuk mendapatkan modal usaha. Lebih dari itu, situs crowdfunding merupakan inovasi dalam pemasaran. Melalui situs crowdfunding, pemilik bisnis bisa berinteraksi lebih dulu dengan konsumen sebelum produknya dipasarkan. Itu artinya, pemilik bisnis bisa menjalin keterlibatan dengan konsumen sekaligus fasilitas riset untuk mengetahui apakah produknya disukai.