Cara Mengatasi Tangan Yang Kebas / Mati Rasa
https://onani-crot.blogspot.com/2013/07/cara-mengatasi-tangan-yang-kebas-mati.html
Mati rasa (kebas) di tangan adalah masalah yang umum ditemukan pada individu berusia antara 40-60 tahun. Selain mengganggu juga dapat melumpuhkan, kebas terkadang disertai rasa nyeri hebat.
Jika sudah demikian, artinya saraf menyempit, dan jangan pernah mengabaikannya, karena kerusakan saraf permanen dengan hilangnya akan terjadi jika dibiarkan tidak diobati. Kondisi paling umum yang menyebabkan mati rasa di tangan adalah sindrom saluran karpal (Carpal Tunnel Syndrome) dan sindrom saluran kubital.
Sindrom Saluran Karpal
Menurut Dr Andrew Yam, Consultant Hand Surgeon dari Singapore General Hospital, Sindrom Saluran Karpal, menyebabkan mati rasa, kesemutan atau nyeri seperti terbakar di ibu jari, telunjuk, jari tengah atau jari manis. Saraf median merupakan saraf utama yang memberikan rasa di tangan, melewati ruang sempit di pergelangan tangan, yang disebut saluran karpal.
Pada beberapa orang, khususnya wanita, lanjut Dr. Yam, ruang ini lebih sempit, dan meningkatnya tekanan di ruang ini akan mengurangi aliran darah ke saraf median, mengakibatkan kegagalan fungsi. Mencengkram obyek dengan erat, menggunakan ponsel atau bahkan memegang koran juga dapat memicu gejala ini. Mengguncangkan tangan dengan keras biasanya meredakan gejala.
Seiring berjalannya waktu, kemampuan untuk merasakan menjadi semakin buruk dan otot ibu jari dapat menjadi lemah dan mengecil, mengakibatkan kesulitan melakukan pekerjaan mudah seperti mengancingkan baju atau mengambil uang koin. Dari setiap 1000 orang, 3-5 orang akan mengalami sindrom saluran karpal.
“Orang yang melakukan berbagai pekerjaan yang berulang-ulang dengan tangan mereka seperti pekerja bagian produksi dan ibu rumah tangga, dan mereka yang bekerja dalam waktu lama menggunakan keyboard komputer dengan postur tubuh yang tidak baik berada pada risiko terbesar. Wanita hamil juga rentan karena retensi air. Hal ini juga umum terjadi diantara penderita diabetes, mereka yang menderita gagal ginjal, hipotiroidisme dan radang sendi/rematik,” ujar Dr. Andrew Yam.
Menurut Dr. Yam, sindrom saluran karpal ringan dapat diobati dengan menjaga pergelangan tangan dalam suatu penyangga khususnya ketika tidur, mencegah postur tubuh dan aktivitas yang meningkatkan tekanan di sekitar saraf. Pengobatan non-steroid anti radang, vitamin B6 dosis tinggi dan injeksi steroid di sekitar saraf juga bisa menolong, meski sementara.
Meskipun demikian, solusi jangka panjang adalah dengan mengurangi tekanan di saraf secara permanen. Melibatkan prosedur operasi untuk memotong berkas jaringan saraf yang menyempit. Hal ini biasanya dilakukan dengan sayatan sepanjang 3-5 cm di telapak tangan. Perlu sekitar 2 minggu untuk sembuh, serta nyeri dan kelemahan selama 3-4 bulan, sehingga selama waktu tersebut penggunaan tangan akan terbatas.
“Prosedur ini sekarang dapat dilakukan melalui operasi minimal invasif (MIS), dengan sayatan 1 cm di pergelangan tangan, yang dipandu dengan kamera video. Karena luka sangat kecil dan tidak di telapak, tangan dapat digunakan untuk aktivitas sehari-hari setelah operasi. Namun, tersisa sedikit rasa sakit dan kelemahan, yang berlangsung hanya 1-2 bulan,” tuturnya.
Sindrom Saluran Kubital
Sementara Sindrom Saluran Kubital, papar Dr. Yam, merupakan hal yang tidak umum, tetapi menyebabkan gangguan yang lebih banyak. Kondisi ini berdampak pada orang muda, khususnya mereka yang melakukan pekerjaan berulang-ulang dengan membengkokkan siku hampir sepanjang waktu. Juga dapat mempengaruhi orang tua dengan rematik di siku.
“Gejalanya adalah mati rasa di jari kelingking dan jari manis, disertai dengan kekakuan dan kesulitan meluruskan jari tersebut. Gejala semakin parah pada pagi hari, dan ketika melakukan aktivitas yang perlu melengkungkan siku dalam waktu lama,” ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, rasa di jari dapat hilang sama sekali, dan otot kecil di tangan jadi lumpuh, melemahkan seluruh tangan sehingga sulit menggerakkan obyek kecil seperti kunci. Hal ini disebabkan oleh penyempitan di saraf ulnar, yang merupakan saraf utama di otot tangan.
Melalui saluran kubital, ruang sempit dibelakang siku dan di bawah otot ketiak menuju tangan. Ini adalah “ujung siku” yang menyebabkan kesemutan di jari ketika bagian dalam siku dipukul. Beberapa orang memiliki ruang yang lebih sempit atau berkas jaringan tebal di sepanjang saraf, sehingga lebih rentan terhadap penyempitan.
“Pengobatannya serupa dengan sindrom saluran karpal, serta melatih pergelangan tangan. Operasi direkomendasikan jika gejala tidak sembuh setelah perawatan konservatif selama 3 bulan. Pengangkatan seluruh saraf ulnar disekitar siku biasanya memerlukan sayatan sepanjang 10 cm supaya lebih aman. Akan tetapi, dengan teknik MIS, saraf ulnar dapat dengan aman diangkat melalui sayatan 2-3 cm yang tersembunyi di belakang siku. Rasa sakit sangat sedikit, dan tangan dapat digunakan untuk beraktivitas sehari setelah operasi,” saran Dr. Yam.
Lebih lanjut Dr. Yam menegaskan, pengurangan tekanan saraf MIS, ketika dilakukan oleh dokter bedah tangan yang berpengalaman dengan teknik tersebut terbukti sama amannya seperti operasi terbuka tradisional, dengan fungsi penyembuhan yang lebih cepat. Lebih dari 90% kasus sindrom saluran karpal dan 80% kasus sindrom saluran kubital sembuh jika dilakukan pengurangan tekanan dalam waktu 6 bulan setelah menyadari gejalanya