Mengenal Malaikat (Bagian Kedua)
https://onani-crot.blogspot.com/2014/07/mengenal-malaikat-bagian-kedua.html
Pada bagian 1, ada lima karakteristik malaikat yaitu:
A. Aspek penciptaan (ciptaan Allah)
B. Diciptakan dari cahaya
C. Malaikat tidak membutuhkan makan & minum
D. Diciptakan tidak berjenis kelamin
E. Diciptakan dalam bentuk yang berbeda dan bertingkat
F. Memiliki Sayap
Allah
melengkapi malaikat dengan sayap. Dalam beberapa kesempatan Rasulullah
saw. sempat melihat Jibril dalam bentuk aslinya. Pada saat itulah
Rasulullah saw. melihat adanya sayap pada sosok Jibril.
Keberadaan sayap para malaikat ini
secara tidak langsung juga mengukuhkan fakta bahwa para malaikat
diciptakan dengan bentuk berbeda antara satu dengan yang lainnya. Paling
tidak, hal ini di antaranya ditunjukkan dungan jumlah sayap yang mereka
miliki. Jumlah sayap para malaikat ternyata beragam, ada yang banyak
dan ada yang sedikit. Allah menyebutkannya, “Segala puji bagi Allah
pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan
(untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada
ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fathir 1)
Berkaitan
dengan bagaimana bentuk sayapnya, tidak ada perincian yang lebih detil.
Ia merupakan perkara gaib. Apakah sayapnya seperti sayap burung atau
bagaimana, tidak ada dalil yang memberikan keterangan seperti itu. Namun
secara umum sayap para malaikat semakna dengan makna sayap yang ada di
bumi pada umumnya, karena Rasulullah saw. begitu melihat Jibril, beliau
langsung mengenali adanya sayap pada tubuh Jibril. Dan tidak perlulah
kita penasaran persoalan tersebut.
Berkenaan
dengan jumlah sayap yang dimiliki oleh malaikat ini, dalam sebuah
hadist, “Rasulullah saw. pernah melihat Jibril yang memiliki 600 buah
sayap” (HR. Muslim, Ibnu Mas’ud ra). Hadist ini merupakan informasi
tambahan, yang semakin mengukuhkan bahwa malaikat ini berbeda-beda
bentuknya dan memiliki jumlah sayap yang beragam.
Jibril adalah
pemimpin para malaikat, yang di bawahnya barangkali ada banyak malaikat
lain yang juga dianugerahi sayap. Tetapi jumlahnya mungkin tidak
sebanyak yang dimiliki oleh Jibril, atau bisa jadi ada malaikat yang
lebih besar lagi dengan jumlah sayap yang juga lebih banyak dari Jibril.
Yang mungkin
jadi pertanyaan dalam bayangan kita, dengan jumlah sayapnya tersebut,
seberapa besarkah Jibril itu? Menggambarkan tentang seberapa besarnya
malaikat Jibril ini, Rasulullah telah melihat Jibril dalam pakaian hijau
memenuhi antara langit dan bumi (HR. Muslim, dari Ibnu Mas’ud).
G. Malaikat memiliki kemampuan untuk terbang
Tidak semua makhluk Allah memiliki sayap mampu untuk terbang. Misalnya, tidak semua unggas mampu terbang menggunakan sayapnya.
Para malaikat
adalah makhluk yang dilengkapi dengan sayap sekaligus kemampuan untuk
terbang menggunakan sayap tersebut. Ruang jelajah mereka meliputi langit
dan bumi. Bahkan beberapa malaikat ada yang harus terbang dari bumi ke ‘Arsy Allah yang Mahaagung untuk memberikan laporan atau ditanyai Allah perihal urusan manusia.
Rasulullah
saw. bersabda, “Para malaikat datang berganti-gantian kepada kalian pada
waktu malam dan siang hari. Mereka berkumpul saat shalat subuh dan
ashar. Kemudian yang menjaga kalian di waktu malam naik. Kemudian Allah
yang Maha Mengetahui urusan mereka bertanya para malaikat tersebut,
“Bagaimanakah keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan? Mereka
menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka ketika mereka sedang shalat dan kami
datang juga ketika mereka sedang shalat.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah
ra).
Kata naik
dalam konteks hadits tersebut adalah naik ke langit, maknanya adalah
terbang. Berkaitan dengan kemampuan malaikat untuk terbang ini, Allah
juga mengabarkan, “Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa
kebaikan. Dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya. Dan
(malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan
seluas-luasnya” (QS. Al Mursalat1-3).
Dari ayat
tersebut jelaslah bahwa malaikat mampu terbang, bahkan Allah menerangkan
sifat terbang malaikat tersebut adalah kencang. Sayap yang dimiliki
malaikat sangat menunjang kemampuan para malaikat untuk terbang dan
menunaikan urusan yang diperintahkan Allah.
H. Malaikat Memiliki Wajah
Apakah para
malaikat ini memiliki wajah? Jika punya, seperti apakah wajah mereka,
mengerikan ataukah menyenangkan? Lazimnya masyarakat sebelum Islam
memandang malaikat adalah makhluk yang indah dan menarik. Mereka biasa
melawankan atau menentangkan kondisi malaikat dengan setan.
Malaikat
dianggap mewakili segala sesuatu yang indah dan baik, sementara setan
adalah simbol dari segala macam keburukan dan kejahatan. Persepsi
manusia dalam memahami wajah malaikat juga demikian. Malaikat pasti
berwajah ganteng atau cantik sementara setan dipersepsikan berwajah
mengerikan.
Hal ini bisa
dilihat dari naskah-naskah kuno tentang berbagai kepercayaan dan agama,
melalui penggambaran yang bersifat tertulis maupun dalam bentuk gambar.
Candi-candi dan berbagai situs sejarah menunjukkan secara nyata adanya
persepsi tersebut. Kebaikan selalu disimbolkan dengan kecantikan dan
keindahan, sementara kejahatan disimbolkan dengan keburukan.
Persepsi dan realitas masyarakat tersebut juga direkam Alquran, “Maka tatkala wanita itu
(majikan Yusuf) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita
itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk dan diberikannya kepada
masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan),
kemudian dia berkata (kepada Yusuf), ‘Keluarlah (tampakkanlah dirimu)
kepada mereka.’ Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum
kepada (keelokan rupanya) dan mereka melukai (jari) tangannya dan
berkata, ‘Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini
tidak lain hanyalah malaikat yang mulia” (QS. Yusuf 31).
Al Qur’an juga
mengkonfirmasikan adanya wajah malaikat ini, “Yang diajarkan kepadanya
oleh (jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan
(Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli (dzuu mirrotin)” (QS. An Najm 5-6).
Allah
menggambarkan Jibril sebagai makhluk kuat dan cerdas. Abdul Hamid
Kisyik, penulis dari Mesir menyatakan dengan menukil pendapat Ibnu Abbas
ra bahwa makna dzuu mirrotin adalah berpenampilan bagus.
Sementara itu,
dalam ayat lain Allah menggambarkan tentang malaikat penjaga neraka
sebagai kasar dan keras. Firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras,
dan tidak menduharkai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-tahrim
6).
Penampilan
malaikat ini sepertinya sangat disesuaikan dengan tugas yang sedang
diemban. Dalam berbagai riwayat shahih, malaikat beberapa kali turun ke
bumi dengan menampilkan diri sebagai sosok yang menarik. Misalnya
malaikat yang menjadi tamu Nabi Ibrahim as yang membawa informasi
tentang akan hamilnya istrinya. Kemudian malaikat yang bertamu kepada
Nabi Luth as. Saking menariknya penampilan mereka, Nabi Luth yang ketika
itu tidak tahu bahwa tamunya adalah para malaikat Allah sempat cemas.
Takut kalau tamu-tamunya yang elok itu akan digoda oleh kaumnya yang
homoseks.
I. Jumlah malaikat
Berapa jumlah
pasti malaikat? Allah sendirilah yang paling tahu. Yang pasti jumlahnya
sangat banyak, meskipun mereka tidak beranak pinak. Bahwa Allah saja
pengetahuan tentang jumlah malaikat ini
dinyatakan dalam firman-Nya, “Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu
melainkan dari malaikat: dan tidaklah kami menjadikan bilangan mereka
itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya
orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang
beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang di beri Alkitab
dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang
di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan),
‘Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu
perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang
dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan
Dia sendiri. Dan (neraka) Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia ” (QS. Al-Muddatstir 31).
Meski
demikian, ada beberapa nash baik dari Al-Qur’an maupun Al-Hadist yang
menyebutkan bilangan jumlah malaikat, tetapi sifat penyebutan itu lebih
pada kasus, situasi atau tempat tertentu dan tidak merupakan
penggambaran tentang jumlah keseluruhan dari para malaikat.
Dalam
Al-Qur’an misalnya, Allah menyebut angka seribu hingga lima ribu
malaikat yang akan diperbantukan dalam peperangan yang dihadapi kaum
muslimin. Misalnya, firman-Nya, “(Ingatlah), ketika kamu memohon
pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, ‘Sesungguhnya
Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat
yang datang berturut-turut’” (QS. Al Anfal 9). Dab beberapa ayat lainnya
yang semisal.
Dari hadits
Nabi saw, kita peroleh bilangan jumlah malaikat yang lebih besar lagi,
“Langit mengeluarkan suara dan sudah menjadi haknya untuk mengeluarkan
suara. Kemudian beliau bersabda lagi, “Pada hari yang ditentukan, neraka
Jahanam dijaga oleh tujuh puluh ribu pemimpin malaikat. Dan setiap
pemimpin memiliki anak buah sebanyak tujuh puluh ribu malaikat.”
Ini baru
jumlah malaikat penjaga neraka, berapa yang menjaga surga? Dan berapa
yang harus menjaga alam raya ini, berapa yang harus menjaga dan
memfasilitasi urusan-urusan manusia? Padahal hampir semua urusan ada
malaikat yang menjaga dan mengawasinya. Mahabesar Allah yang memiliki
tentara yang begitu banyak dan kuat.
Iman kepada
malaikat mestinya berimplikasi pada kesadaran bahwa apa yang kita
lakukan dan apa yang kita ucapkan tidak pernah luput dari pengawasan
para serdadu Allah yang mulia ini. Semestinya juga menumbuhkan
kesadaran, bahwa atas perintah Allah-lah malaikat-malaikat itu akan
segera memberi perlindungan dan pertolongan manakala kita dalam
kesulitan. Sehingga tidak perlu lagi ada ketakutan dalam menjalankan
perintah Allah. Sebaliknya hukuman mereka juga sangat dekat, manakala
kita ingkar dan berbuat kejahatan di bumi Allah.(bersambung).(sumber: sumber: Jejak Malaikat Di Bumi, M. Hilal Tri Anwari, Pustaka Al Kautsar, 2009, Jakarta, hlm. 34-40).

