Mengenal Malaikat (Bagian Kedua)

Pada bagian 1, ada lima karakteristik malaikat yaitu:

A. Aspek penciptaan (ciptaan Allah)
B. Diciptakan dari cahaya
C. Malaikat tidak membutuhkan makan & minum
D. Diciptakan tidak berjenis kelamin
E. Diciptakan dalam bentuk yang berbeda dan bertingkat

Berikut ini lanjutan paparan seputar karakteristik malaikat:
 
F. Memiliki Sayap
Allah melengkapi malaikat dengan sayap. Dalam beberapa kesempatan Rasulullah saw. sempat melihat Jibril dalam bentuk aslinya. Pada saat itulah Rasulullah saw. melihat adanya sayap pada sosok Jibril.
Keberadaan sayap para malaikat ini secara tidak langsung juga mengukuhkan fakta bahwa para malaikat diciptakan dengan bentuk berbeda antara satu dengan yang lainnya. Paling tidak, hal ini di antaranya ditunjukkan dungan jumlah sayap yang mereka miliki. Jumlah sayap para malaikat ternyata beragam, ada yang banyak dan ada yang sedikit. Allah menyebutkannya, “Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Fathir 1)

Berkaitan dengan bagaimana bentuk sayapnya, tidak ada perincian yang lebih detil. Ia merupakan perkara gaib. Apakah sayapnya seperti sayap burung atau bagaimana, tidak ada dalil yang memberikan keterangan seperti itu. Namun secara umum sayap para malaikat semakna dengan makna sayap yang ada di bumi pada umumnya, karena Rasulullah saw. begitu melihat Jibril, beliau langsung mengenali adanya sayap pada tubuh Jibril. Dan tidak perlulah kita penasaran persoalan tersebut. 

Berkenaan dengan jumlah sayap yang dimiliki oleh malaikat ini, dalam sebuah hadist, “Rasulullah saw. pernah melihat Jibril yang memiliki 600 buah sayap” (HR. Muslim, Ibnu Mas’ud ra). Hadist ini merupakan informasi tambahan, yang semakin mengukuhkan bahwa malaikat ini berbeda-beda bentuknya dan memiliki jumlah sayap yang beragam.

Jibril adalah pemimpin para malaikat, yang di bawahnya barangkali ada banyak malaikat lain yang juga dianugerahi sayap. Tetapi jumlahnya mungkin tidak sebanyak yang dimiliki oleh Jibril, atau bisa jadi ada malaikat yang lebih besar lagi dengan jumlah sayap yang juga lebih banyak dari Jibril.

Yang mungkin jadi pertanyaan dalam bayangan kita, dengan jumlah sayapnya tersebut, seberapa besarkah Jibril itu? Menggambarkan tentang seberapa besarnya malaikat Jibril ini, Rasulullah telah melihat Jibril dalam pakaian hijau memenuhi antara langit dan bumi (HR. Muslim, dari Ibnu Mas’ud). 

G. Malaikat memiliki kemampuan untuk terbang
Tidak semua makhluk Allah memiliki sayap mampu untuk terbang. Misalnya, tidak semua unggas mampu terbang menggunakan sayapnya.

Para malaikat adalah makhluk yang dilengkapi dengan sayap sekaligus kemampuan untuk terbang menggunakan sayap tersebut. Ruang jelajah mereka meliputi langit dan bumi. Bahkan beberapa malaikat ada yang harus terbang dari bumi ke ‘Arsy Allah yang Mahaagung untuk memberikan laporan atau ditanyai Allah perihal urusan manusia.

Rasulullah saw. bersabda, “Para malaikat datang berganti-gantian kepada kalian pada waktu malam dan siang hari. Mereka berkumpul saat shalat subuh dan ashar. Kemudian yang menjaga kalian di waktu malam naik. Kemudian Allah yang Maha Mengetahui urusan mereka bertanya para malaikat tersebut, “Bagaimanakah keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan? Mereka menjawab, ‘Kami tinggalkan mereka ketika mereka sedang shalat dan kami datang juga ketika mereka sedang shalat.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah ra).

Kata naik dalam konteks hadits tersebut adalah naik ke langit, maknanya adalah terbang. Berkaitan dengan kemampuan malaikat untuk terbang ini, Allah juga mengabarkan, “Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan. Dan (malaikat-malaikat) yang terbang dengan kencangnya. Dan (malaikat-malaikat) yang menyebarkan (rahmat Tuhannya) dengan seluas-luasnya” (QS. Al Mursalat1-3).

Dari ayat tersebut jelaslah bahwa malaikat mampu terbang, bahkan Allah menerangkan sifat terbang malaikat tersebut adalah kencang. Sayap yang dimiliki malaikat sangat menunjang kemampuan para malaikat untuk terbang dan menunaikan urusan yang diperintahkan Allah.

H. Malaikat Memiliki Wajah
Apakah para malaikat ini memiliki wajah? Jika punya, seperti apakah wajah mereka, mengerikan ataukah menyenangkan? Lazimnya masyarakat sebelum Islam memandang malaikat adalah makhluk yang indah dan menarik. Mereka biasa melawankan atau menentangkan kondisi malaikat dengan setan.

Malaikat dianggap mewakili segala sesuatu yang indah dan baik, sementara setan adalah simbol dari segala macam keburukan dan kejahatan. Persepsi manusia dalam memahami wajah malaikat juga demikian. Malaikat pasti berwajah ganteng atau cantik sementara setan dipersepsikan berwajah mengerikan.

Hal ini bisa dilihat dari naskah-naskah kuno tentang berbagai kepercayaan dan agama, melalui penggambaran yang bersifat tertulis maupun dalam bentuk gambar. Candi-candi dan berbagai situs sejarah menunjukkan secara nyata adanya persepsi tersebut. Kebaikan selalu disimbolkan dengan kecantikan dan keindahan, sementara kejahatan disimbolkan dengan keburukan.

Persepsi dan realitas masyarakat tersebut juga direkam Alquran, “Maka tatkala wanita itu (majikan Yusuf) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf), ‘Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka.’ Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupanya) dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata, ‘Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia” (QS. Yusuf 31).

Al Qur’an juga mengkonfirmasikan adanya wajah malaikat ini, “Yang diajarkan kepadanya oleh (jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli (dzuu mirrotin)” (QS. An Najm 5-6).

Allah menggambarkan Jibril sebagai makhluk kuat dan cerdas. Abdul Hamid Kisyik, penulis dari Mesir menyatakan dengan menukil pendapat Ibnu Abbas ra bahwa makna dzuu mirrotin adalah berpenampilan bagus.

Sementara itu, dalam ayat lain Allah menggambarkan tentang malaikat penjaga neraka sebagai kasar dan keras. Firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak menduharkai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-tahrim 6).

Penampilan malaikat ini sepertinya sangat disesuaikan dengan tugas yang sedang diemban. Dalam berbagai riwayat shahih, malaikat beberapa kali turun ke bumi dengan menampilkan diri sebagai sosok yang menarik. Misalnya malaikat yang menjadi tamu Nabi Ibrahim as yang membawa informasi tentang akan hamilnya istrinya. Kemudian malaikat yang bertamu kepada Nabi Luth as. Saking menariknya penampilan mereka, Nabi Luth yang ketika itu tidak tahu bahwa tamunya adalah para malaikat Allah sempat cemas. Takut kalau tamu-tamunya yang elok itu akan digoda oleh kaumnya yang homoseks. 

I. Jumlah malaikat
Berapa jumlah pasti malaikat? Allah sendirilah yang paling tahu. Yang pasti jumlahnya sangat banyak, meskipun mereka tidak beranak pinak. Bahwa Allah saja pengetahuan tentang jumlah malaikat ini dinyatakan dalam firman-Nya, “Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat: dan tidaklah kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang di beri Alkitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan), ‘Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan (neraka) Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia ” (QS. Al-Muddatstir 31).

Meski demikian, ada beberapa nash baik dari Al-Qur’an maupun Al-Hadist yang menyebutkan bilangan jumlah malaikat, tetapi sifat penyebutan itu lebih pada kasus, situasi atau tempat tertentu dan tidak merupakan penggambaran tentang jumlah keseluruhan dari para malaikat.

Dalam Al-Qur’an misalnya, Allah menyebut angka seribu hingga lima ribu malaikat yang akan diperbantukan dalam peperangan yang dihadapi kaum muslimin. Misalnya, firman-Nya, “(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, ‘Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut’” (QS. Al Anfal 9). Dab beberapa ayat lainnya yang semisal.

Dari hadits Nabi saw, kita peroleh bilangan jumlah malaikat yang lebih besar lagi, “Langit mengeluarkan suara dan sudah menjadi haknya untuk mengeluarkan suara. Kemudian beliau bersabda lagi, “Pada hari yang ditentukan, neraka Jahanam dijaga oleh tujuh puluh ribu pemimpin malaikat. Dan setiap pemimpin memiliki anak buah sebanyak tujuh puluh ribu malaikat.”

Ini baru jumlah malaikat penjaga neraka, berapa yang menjaga surga? Dan berapa yang harus menjaga alam raya ini, berapa yang harus menjaga dan memfasilitasi urusan-urusan manusia? Padahal hampir semua urusan ada malaikat yang menjaga dan mengawasinya. Mahabesar Allah yang memiliki tentara yang begitu banyak dan kuat.

Iman kepada malaikat mestinya berimplikasi pada kesadaran bahwa apa yang kita lakukan dan apa yang kita ucapkan tidak pernah luput dari pengawasan para serdadu Allah yang mulia ini. Semestinya juga menumbuhkan kesadaran, bahwa atas perintah Allah-lah malaikat-malaikat itu akan segera memberi perlindungan dan pertolongan manakala kita dalam kesulitan. Sehingga tidak perlu lagi ada ketakutan dalam menjalankan perintah Allah. Sebaliknya hukuman mereka juga sangat dekat, manakala kita ingkar dan berbuat kejahatan di bumi Allah.(bersambung).(sumber: sumber: Jejak Malaikat Di Bumi, M. Hilal Tri Anwari, Pustaka Al Kautsar, 2009, Jakarta, hlm. 34-40).

Related

supranatural 5089406848548094244

Follow Us

Connect Us

Side Ads

Text Widget

Info Pasang Iklan
KlikDisini !

Recent

Comments

Flag Counter

Social Community

item